Friday, May 20, 2016

Kisah Nyata : Sering Dipakai Ngaji, Tempat tinggal Haji Musa Tidak Bisa Dirobohkan Walaupun Pakai Eskavator




Aneh Tapi Nyata ­ Tempat tinggal milik Haji Musa di RT 11/03 di
Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur sekarang ini menjadi
perhatian warga sekitaran. Pasalnya, tempat tinggal itu benarbenar
masihlah berdiri kokoh di dalam pembongkaran
pemukiman di Kampung Pulo.


Warga sekitaran meyakini, bila tempat tinggal Haji Musa sangat
istimewa lantaran sering digunakan buat pengajian serta shalat
berjamaah. Terlebih, sang yang memiliki tempat tinggal juga dikenal
dermawan oleh warga sekitaran.


Salah seorang masyarakat Kampung Pulo, Mita menyampaikan,
tempat tinggal yang ada di bantaran kali Ciliwung, tepatnya di RT
11/03, punya Haji Musa itu, hingga sekarang ini masihlah berdiri
kokoh. Pasalnya, warga menyakini bila tempat tinggal tersebut
adalah tempat tinggal yang istimewa.
Pasalnya, sejak hari pertama dilakukannya penertiban,
belum ada satu pun alat berat yang mampu
merobohkannya. Saat alat berat berupa Eskavator hendak
merobohkan rumah yang kerap dijadikan sebagai tempat
pengajian oleh warga sekitar itu, mesinnya selalu mati.



"Katanya kalau mau robohin rumah milik Haji Musa itu
beckhonya mati. Udah ada tiga beckho yang coba robohin,
tapi ga bisa­ bisa. Katanya sih itu rumah di jaga karena
kan selalu dipakai buat pengajian," ujarnya di lokasi, Sabtu
(22/8/2015).
Selain itu, kata ibu beranak tiga itu, pemilik rumah yang
bernama Haji Musa itu memang dikenal sebagai orang yang
dermawan dan sering menyantuni anak­anak yatim
disekitarnya

"Orangnya baik, dermawan, suka ngaji. Jadi pantas saja
kalau dia dan rumahnya dijaga. Makanya, sekarangsekarang,
beckho ga berani robohin lagi, pasti cuma
dilewatin saja. Saya juga lihat rumah milik Haji Musa itu
karena penasaran sama rumahnya," jelasnya.
Sementara itu, Menurut salah satu tetangga Haji Musa yang
bernama Titin, rumah tersebut sulit dirubuhkan oleh petugas
Pemerintah DKI Jakarta dengan berbagai alat berat,
padahal rumah­rumah di sekelilingnya sudah diratakan
dengan tanah.



"Sampai empat kali mau dihancurin pakai bulldozer, tapi
nggak bisa, Itu biasanya hari Jumat dipakai untuk ngaji dan
buat salat tarawih, tapi pemiliknya sudah meninggal,
mungkin masih ada keistimewaannya. Jadi wajar lah kalau
sulit dirobohkan," " kata warga RT 11, RW 3, bernama Titin.
Titin mengaku melihat sendiri tiap kali alat­alat berat
tersebut hendak merubuhkan bangunan, mesinnya mati.
Setelah mesin dihidupkan lagi dan alat akan mendesak
rumah, mesin mati lagi. Pengemudi alat berat sampai
bingung sendiri.


CAR,FOREX,DOMAIN,SEO,HEALTH

No comments:

Post a Comment